Tidak Cukup Hanya Satu

Jumat, 10 Desember 2010
                                            بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ  

Manusia tampak sempurna jika memiliki dua mata untuk memandang, dua telinga untuk mendengar, dua tangan untuk bekerja dan beramal, dua kaki untuk berjalan bahkan otak pun katanya ada dua yaitu kiri dan kanan, ataupun hal-hal lain yang diciptakan oleh Allah pada diri manusia dengan berpasangan. Jika salah satu tidak ada pada tubuh seseorang, maka akan nampak kurang sempurna pada diri orang tersebut.

Begitu pula dalam ibadah. Ibadah akan menjadi sempurna jika dibangun diatas dua perkara. Kedua perkara inilah yang telah menjadikan dakwah para nabi dan orang-orang terdahulu tetap istiqomah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Kedua perkara tersebut juga merupakan syarat diterimanya amal ibadah seseorang oleh Allah subhanahu wa ta’ala. 

Apakah dua perkara tersebut..?

Perkara yang pertama adalah ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala. Ikhlas yaitu dengan memurnikan tujuan serta niat kita dalam bertaqarrub kepada Allah dari hal-hal yang bisa mengotorinya. Karena tujuan Allah menciptakan kita agar beribadah hanya kepada-Nya saja. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Adz Dzariyat ayat 65 : “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Allah juga telah memerintahkan kita untuk beribadah hanya kepada Allah dalam firman-Nya surat Al Bayyinah ayat 5: “Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepada-Nya, lagi bersikap lurus.”

Allah yang telah memerintahkan agar kita beribadah hanya kepada-Nya saja, maka kita harus berusaha memurnikan niat ibadah kita hanya untuk Allah semata. Walau siapapun ada di dekat kita, kita baguskan ibadah kita hanya karena Allah saja bukan karena orang lain yang melihat kita. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karena-Nya dan mengharap wajah-Nya.” (Hadits riwayat An Nasa’i dengan sanad jayyid).

Perkara yang kedua adalah ibadah yang kita kerjakan haruslah sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak.”
Jadi... setiap amalan yang kita kerjakan tidak bisa lepas dari dua perkara ini. Tidak boleh hanya memenuhi satu syarat saja, tetapi harus kedua-duanya terpenuhi untuk mencapai kesempurnaan ibadah kita, dan setiap amal yang kita kerjakan akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala jika didasari dengan dua perkara ini, yaitu ikhlas karena mengharap wajah Allah dan sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

So... tentunya kita harus banyak belajar tentang dien ini agar mengetahui bagaimana hakikat dari ikhlas, dan juga kita akan tahu apakah setiap amal yang telah kita kerjakan sudah sesuai dengan sunnah Rasul ataukah belum...?  Jangan sampai kita sudah capek-capek mengerjakan suatu amalan atau telah banyak mengeluarkan biaya tetapi amalan kita tidak diterima oleh Allah gara-gara tidak ikhlas atau tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim (laki-laki maupun perempuan).”
 
Oleh karena itu... tetaplah semangat dalam menuntut ilmu dien ini karena manfaatnya akan kembali pada diri kita sendiri. Wallahu a’lam...


Sumber : http://mediagema.multiply.com/journal/item/31

0 komentar:

Posting Komentar